Khamis, 20 Januari 2011

Asal Muasal Islam di China

Agama Islam di Percaya telah sampai ke China sejak lebih dari 1400 tahun yang lalu. Nabi Muhammad Saw., sebelum memulai penhijrahan dari Mekkah ke Madinah telah lebih dulu mengatar beberapa orang sahabatnya pergi berdakwah ke cina. Diantaranya adalah Saad bin Abdul Qais, Qais bin Abu Hudhafah, Urwah bin Uththan, dan Abu Qais bin Al-Harits. Misi dakwah yang dilaksanakan mereka berhasil melahirkan lebih 136 juta umat Islam yang ada di China hari ini. Jumlah ini jauh lebih besar dari angka yang di berikan oleh pihak kerajaan China. Menurut data 1990, jumlah umat Islam di China hanya sekitar 17 juta orang saja. Bagaimanapun, pendataan ini menimbulkan banyak keraguan karena umat Islam membentuk penduduk mayoritas di sebagian besar wilayah China, seperti Xinjiang, Gansu, Hubel, Qinghai dan Yunan.
Walaupun tidak ada catatan yang tepat mengenai tahun kedatangan Islam di China, Catatan dari Dinasti Tang telah menjelaskan bahwa telah terjalin hubungan diplomatic antara pemerintahan China dengan pemerintahan Khulafa` Ar-Rasyidin, yaitu Sayidina Ustsman bin Affan. Catatan itu menyebutkan, pada awal pemerintahan dinasti Tang telah sampai orang asing ke China dari Madinah, Annam, dan Kamboja. Tiga orang asing yang berasal dari Madinah telah menyembah langit tanpa tugu dan patung di dalam Masjid. Mereka juga tidak memakan daging babi, tidak meminum arak, dan menyembelih hewan sebelum memakannya. Mereka kemudian menetap di Canton dan mendirikan tempat yang menarik. Mereka berniaga dan amat patuh pada pimpinan yang mereka pilih. Orang asing yang di ialah pedagang Arab yang telah membentuk suau komunitas yang cukup penting di Canton.
Pada pemerintahan dinasti Tang, telah terjadi pemberontakan. Pemberontakan An Xi yang terjadi tahun 755 Masehi menyebabkan kerajaan China berada dalam keadaan kacau. Para pemberontak telah menguasai beberapa kota besar dan wilayah. Hal itu memaksa pemerintahan dinasti Tang, tang Zuan Zong, melarikan diri ke wilayah Sincuan.
Pemberontakan itu itu telah menimbulkan kesadaran kepada dinasti Tang berikutnya, betapa pentingnya untuk menjalin hubungan dengan kerajaan Islam. Melalui hubungan yang terjalin itu, kerajaan Islam yang berpusat di Arab telah membantu dinasti Tang menghapuskan pemberontakan dan memulihkan keamanan di China.
Untuk menghargai jasa dan bantuan yang di berikan, kerajaan dinasti Tang mengijinkan tentara tentara Islam tinggal di daerah Fang.
Di bawah Era pemerintahan dinasti Tang, Islam berkembang pesat di China. Setelah pemberontakan An Xi berhasil di tumpaskan, Cina berada dalam keadaan yang damai, dan menyebabkan Negara itu menjadi pusat perdagaan dan kegiatan ekonomi.
Hubungan baik di antara pihak pemerintahan dengan umat Islam di teruskan oleh kerajaan dinasti Song yang menggantikan dinasti Tang. Bahkan, hubungan dengan kerajaan di Arab terus di kokohkan dengan datangnya para pedagang Arab dan Parsi yang membanjiri kota kota besar. Para pedagang dan saudagar Arab telah menggunakan tempat yang di berikan untuk mendirikan Masjid di Guang Zhou, sebuah wilayah yang terletak di selatan China.
Salah satu Masjid tertua yang masih ada dan di gunakan sebagai tempat untuk beribadah ialah Masjid Nujie. Masjid ini dibangun tahun 996 Masehi sewaktu China berada dibawah pemerintahan dinasti Song. Masjid itu memperlihatkan cirri budaya dan kesenian China, yang membedakan dengan bagunan China yang lain adalah hiasan kaligrafi dan tulisan Arab yang memnuhi seluruh ruangan Masjid itu.
Disanalah masih menyimpan naskah tulisan tangan dan dua makam ulama yang tersohor pada zaman pemerintahan Kubilai Khan. Sewaktu bangsa Mongol memerintah Negara China, kerajaannya dikenal sebagai dinasti Yuan.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan