Rabu, 19 Januari 2011

Nasihat Bagi Perindu Khilafah

Tentu tiada kondisi kehidupan di dunia yang lebih didambakan dan menentramkan hati bagi tiap mukmin, selain melihat tegaknya hukum Allah secara khaffah dalam bangunan Khilafah Islamiyah. Adapun mengenai kapan waktu tegaknya merupakan salah satu rahasia ghaib dan hak mutlak Allah. Namun jika boleh kita berandai – andai, seumpamanya janji Allah tentang tegaknya khilafah tersebut masih cukup lama terwujud. Misalnya kita perkirakan, mungkin 200 atau 300 tahun lagi (wallahu’alam), maka apakah hal ini membuat semangat dan kesabaran kita kendur? Atau kita tetap sabar dan istiqomah berupaya menyongsongnya dengan membuktikan pengorbanan harta, diri, waktu, tenaga, dan fikiran kita? Apakah stamina jihad kita telah dipersiapkan untuk perjuangan yang cukup panjang dan cukup melelahkan tersebut.
Mungkin saja para mujahid yang memperjuangan khilafah ini tidak akan dicatat sejarah, tidak dipublikasikan di media, dilupakan manusia, bahkan diejek dan diftinah sedemikian rupa. Dapat pula batasan umur yang ditetapkan Allah telah sampai pada mereka, sedangkan masa gemilangnya Islam akan dinikmati oleh anak cucunya, maka disinilah keikhlasan hati dan kesabaran para mujahid akan diuji. Namun yakinlah tiada amal kebajikan yang sia – sia, karena para petugas pencatat yang ditetapkan Allah tidak akan pernah lalai melaksanakan tugasnya. Orang mukmin berupaya ke arah tersebut dengan beramal yang ikhlas dan menepati tuntunan sunah itulah yang pasti akan mendapat buah kegembiraan di Akhirat kelak.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ (٣١)
dan Sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu. (Qs. 47:31).
وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ (٥)
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya mengabdi pada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) dengan kecondongan pada sunah (hanif) dan supaya mereka menegakkan shalat dan mendatangkan zakat; dan yang demikian Itulah Din yang lurus. (Qs.98:5).
رَبَّنَا آمَنَّا بِمَا أَنْزَلْتَ وَاتَّبَعْنَا الرَّسُولَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ (٥٣)
Ya Robb Kami, Kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah Kami ikuti rasul, karena itu catatlah Kami ke dalam golongan orang-orang syuhada". (Qs.3:53)

Seorang yang ikhlas dalam berjuang salah satu cirinya adalah senantiasa berdoa kepada Allah agar dirinya masuk dalam catatan Allah SWT sebagai syuhada. Mereka tidak pernah mengharap dikenang atau disebut manusia, karena tujaan hidupnya hanya mengabdi pada Allah semata.
Sementara ciri orang yang tidak ikhlas adalah senantiasa mengharap memperoleh segera (al aajilah /Qs.76:27) hasil perjuangannya. Ia ingin segera menikmati hasil perjuangan dan dibanggakan namanya dengan mengesampingkan balasan akhirat. Itulah sifat materialistic yang tidak dibenarkan dalam masalah Ad Din. Kita wajib berusaha dan berencana namun tidak wajib berhasil, karena hasil adalah urusan Allah. Berbeda dengan urusan bisnis duniawiyah dimana kita dapat memasang target hasil dan waktunya.
Sungguh dari ayat ini kita mengetahui bahwa Allah telah menetapkan beragam ujian bagi para penempuh jalan jihad fi sabilillah, untuk dibuktikan di hari pembalasan nanti siapa diantara mereka yang terbukti bertindak dengan kesabaran dan penuh keikhlasan. Sabar dengan tetap menepati tuntunan Islam secara shaffan, meskipun fitnah dan kedhaliman, kesadisan  mereka temui dari orang kafir dan munafiq. Mereka yang sabar dan ikhlas tidak akan berlaku berlebihan apalagi meniru kesadisan musuh dalam membalas (qishos) karena disitulah letak kemenangan akhlaq seorang mutabi’ rasul dan bukti cinta kita kepada Allah subhanahuta’ala.
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٣١)
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs. 3 : 31).
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ (٤)
dan Sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berakhlaq yang agung. (Qs. Al Qolam : 4)
Ketika ditanya tentang akhlaq Rasulullah SAW, maka Aisyah menjawab bahwa akhlaq Nabi adalah Al Quran. Tentu termasuk akhlaq Beliau SAW dalam berperang. Akhlaq yang agung inilah yang juga diterapkan sahabat – sahabat Rasulullah yang mulia. Bagaimana ketika dalam suatu peperangan, Ali bin Abi Thalib berhasil menjatuhkan musuh dan tinggal menebas lehernya. Namun ketika musuh yang terdesak itu meludahi muka Ali ra., justru Ali menahan dirinya dari membunuh musuh itu. Itulah bukti bahwa sahabat rasul tersebut ingin menjaga keikhlasan dan akhlaq dalam berperang sehingga dalam kondisi pelik pun ia mampu menjaga motivasi dan langkah jihadnya, yaitu semata – mata didorong perintah Allah bukan dorongan nafsunya ingin membalas, karena pribadi beliau dilecehkan musuh.
Allah pun sangat mencintai orang yang berperang ;qital;mengalahkan musuh sebagai bagian dari jihad secara shaffan (teratur, terarah, terpimpin dan terprogram). Namun tentu sebaliknya Dia tentu membenci orang – orang yang ingin berperang di jalannya tanpa kaidah shaffan. Bahkan Ali bin Abi Thalib mengingatkan bahwa perjuangan yang haq tanpa nidhom akan dikalahkan gerakan kebatilan yang bernidhom.
“Kesabaran dan Kesungguhan” Kafirin dalam Mewujudkan Kehendaknya
Rintisan – rintisan yang diupayakan sebagian umat Islam yang masih peduli tentang penegakkan Ad Din seperti satu contoh baru – baru ini dengan diselenggarakan Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu, tentu hanyalah sebuah tapakan awal (insyaAllah) yang masih sangat dini untuk mampu menyalurkan semua kehendak dan keluhan umat ini. Seumpamanya pada saat ini kita menghadapi seratus macam permasalahan yang menimpa umat kita, tentu mustahil dapat dirumuskan solusinya hanya dalam waktu 3 hari bermusyawarah dan mudzakarah. Apalagi berharap mengatasinya dengan menuntut kepada pihak penguasa berlaku adil dalam menegakkan hukum, sedangan mereka sendiri masih mencampuradukkan antara hokum jahiliyah dengan yang haq, bahkan menafikan hukum Allah. Butuh waktu, pengorbanan, kesungguhan yang lebih besar dengan dibarengi sikap istiqomah dari ulama terhadap hal – hal tersebut.
Rasulullah SAW dan sahabat tidak pernah menuntut atau berdemonstrasi kepada Abu Jahal, Abu Sufyan dan Abu Lahab untuk menegakkan hukum Allah dan meminta keadilan ditegakkan oleh mereka yang jahil tersebut. Justru rasulullah dan sahabatnya mengupayakan sendiri dengan segenap kemampuan seraya menggantungkan harapan semata – mata kepada Allah SWT. Oleh karena itu mari bertanya pada diri sendiri apakah kita diperintah Allah sebagai subjek perubahan atau jadi objek permainan yang selalu mengemis dan mengeluh kepada orang – orang jahil. Dimana posisi “Khoiru Ummah”?
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ (١١٠)
kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS3:110).
Sungguh tiadalah Islam itu yang membutuhkan kita, tapi kitalah yang sangat membutuhkan Islam itu. Oleh karena itu jangan mudah lemah (futur), mudah “ngambek” gara – gara kehendak nafsu kita tidak tercapai dalam perjuangan. Jangan pula merasa berjasa dalam Islam ini, karena sesungguhnya Allah yang berjasa kepada kita dengan memberikan hidayah iman sehingga kita bisa beramal sholeh.
يَمُنُّونَ عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا قُلْ لا تَمُنُّوا عَلَيَّ إِسْلامَكُمْ بَلِ اللَّهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلإيمَانِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (١٧)
mereka merasa telah memberi nikmat / jasa kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: "Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar." (Qs.49:17).
Kita harus khawatir akan terhapusnya amal kebajikan hanya karena kurang ikhlas dan sabar dalam berjihad. Sungguh orang – orang kafir saat ini mungkin lebih banyak berkorban harta, tenaga, fikiran, bahkan nyawa dari pada kita demi memadamkan cahaya Dinullah. Dengan kesungguhan itu mereka menuai “hasilnya” sesaat di dunia, dan mereka rela menghabiskan harta dan umurnya demi masuk ke neraka.
Jangan pula mudah menduga – duga, berghibah, berdebat dan saling memfitnah sebelum jelas permasalahannya dan kedudukan hukumnya.. Segala sesuatu ucapan seorang mukmin harus mampu dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak. Dan jangan sampai menimbulkan penyesalan bagi pelakunya.
إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ (١٠),
Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, Maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar. (Qs.85:10)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا يَسْخَرْ قَومٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلا تَنَابَزُوا بِالألْقَابِ بِئْسَ الاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الإيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (١١)يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ (١٢)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.  Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (Qs.49:11-12).
Jika berkaca pada sejarah yang diajarkan Al Quran dan kenyataan yang dapat dilihat, maka dapat kita ambil banyak pengajaran tentang silih – bergantinya kepemimpinan dunia ini. Adakalanya umat muslim berada diatas panggung sejarah, juga terkadang tersingkir dari sana dan giliran kafirin yang mendominasi. Kedua golongan ini sama – sama berjuang melaksanakan tugasnya. Sama – sama melalui liku ujian, sampai datang janji bagi mereka.
Bukti terdekat yang dapat dilihat, bagaimana orang – orang kafir telah melakoni perjuangan cukup panjang dan biaya yang cukup besar demi memujudkan lembaga persekutuan dunianya PBB, yang kini berhasil mengendalikan kebijakan dunia. Seluruh kebijakan ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan, budaya dan militer keluar dari “rumah” mereka ini. Sebaliknya Umat Islam meskipun jumlahnya sekarang cukup besar namun karena tidak dalam satu kepemimpinan dan tidak memiliki “rumah” sendiri, maka kerap menjadi korban “kebijakan” mereka.
Berdirinya PBB atau UNO ini tak lepas dari ide dan perjuangan panjang kaum Yahudi – Nasrani yang bersekutu dengan kaum musyrik lainnya dalam organisasi sesat Freemasonry yang telah ada sejak ratusan tahun lalu. Berikut kita lihat ringkasan sejarah bangunnya lembaga tersebut.
Istilah "Perserikatan Bangsa Bangsa" dicetuskan oleh Franklin D. Roosevelt sewaktu masih berlangsung Perang Dunia II yang merujuk kepada Pihak yang Bersteru yang terdiri dari 26 negara. Franklin D. Roosevelt selain sebagai Presiden Amerika Serikat, ia juga anggota penting dari Organisasi Yahudi Freemasonry- yang memiliki beberapa organisasi underbow berkedok gerakan sosial dan amal seperti Lions Club dan Rotary Club.
Nama PBB/UNO digunakan secara resmi pertama kali pada 1 Januari 1942. Tujuannya untuk mengikat wakil-wakil Pihak Berseteru kepada prinsip-prinsip Piagam Atlantik serta untuk menerima sumpah dari mereka guna menjaga keamanan Kuasa Paksi. Setelah upaya itu, Pihak Berseteru terus memantapkannya dengan ditandatangani kesepakatan-kesepakatan dalam persidangan-persidangan di Moscow, Kaherah dan Taheran sewaktu masih berperang pada tahun 1943. Dari bulan agustus sampai Oktober 1944, wakil-wakil dari Perancis, Republik China, Inggris, Amerika Serikat dan Uni Soviet bertemu untuk memperincikan rancangan-rancangan di Estet Dumbarton Oaks, Washington, D.C..
Dari pertemuan-pertemuan selanjutnya dicapailah rancangan pokok mengenai tujuan, wakil-wakil anggota dari tiap negara, struktur, serta susunan dewan untuk memelihara keamanan dan keselamatan antarabangsa, kerjasama ekonomi dan sosial antarabangsa. Rancangan  ini telah dibicarakan dan diperdebatkan oleh beberapa wakil negara dan utusan bangsa.
Pada 25 April 1945, persidangan PBB tentang penyatuan antar bangsa, dimulai di San Francisco. Selain dihadiri oleh wakil-wakil negara juga organisasi umum -termasuknya Lions Club yang diundang khusus untuk menggubah piagam PBB. Tak kurang 50 negara yang menghadiri persidangan ini menandatangani "Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa". Polandia yang tidak menghadiri persidangan itu diberi satu tempat khusus, baru dua bulan kemudian tepatnya pada 26 Juni wakilnya menandatangani piagam itu.
Perserikatan Bangsa Bangsa ditetapkan secara resmi pada 24 Oktober 1945, selepas piagamnya telah diratifikasi oleh lima anggota tetap Dewan Keamanan (DK), yaitu Amerika Serikat, Inggris, Uni Soviet, Perancis, Republik China serta diikuti anggota lainnya yang terdiri  46 negara.
Sidang Umum pertama diadakan di Church, London, Inggris pada 10 Januari 1946 yang diikuti 51 negara. Sedangkan pada April 2004, tercatat sebanyak 191 negara telah bergabung dalam organisasi ini.
Dengan melihat kenyatan ini maka, selayaknya kita mengkoreksi diri masing – masing sejauh mana dapat lebih bersungguh – sungguh dan sabar dalam berjihad dengan menginfaqkan harta dan diri kita di jalan Allah. Para musuh Allah rela menginfaqkan harta mereka untuk menghambat lajunya kejayaan Islam,
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ فَسَيُنْفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ وَالَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى جَهَنَّمَ يُحْشَرُونَ (٣٦)
Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan, (Qs.8:36)
Selain itu mereka saling bantu – membantu untuk melaksanakan misinya itu,
وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ إِلا تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الأرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ (٧٣)
Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. jika kamu (hai Para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar (Qs.8:73).
Maka jika kita tidak berbuat menandingi persaudaraan mereka, infaq mereka, dan lembaga persekutuan mereka yang mendunia, maka kita akan terus menjadi korban fitnah mereka. Namun kita jangan meniru kondisi kafirin yang secara lahir menyatu namun hati mereka cerai-berai yang menjadi factor kelemahan mereka
لا يُقَاتِلُونَكُمْ جَمِيعًا إِلا فِي قُرًى مُحَصَّنَةٍ أَوْ مِنْ وَرَاءِ جُدُرٍ بَأْسُهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيدٌ تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ شَتَّى ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لا يَعْقِلُونَ (١٤)
mereka tidak akan memerangi kamu dalam Keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. yang demikian itu karena Sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti.(Qs.59:14).
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (١٠)
orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (Qs.49:10).
Inilah sedikit nasihat dan peringatan dari sesama saudara muslim yang sama – sama mengharapkan maghfiroh dan ridho Allah Subhanahuta’ala. Mudah – mudahan bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca umumnya. Allahu’alam. (Abu Hibban).

Tiada ulasan:

Catat Ulasan